Browser Kamu, dengan resolusi berjalan baik di Website ini

PEREMPUAN ADONARA HARUS IKUT BERJUANG

Tuesday, January 8, 2008


Perjuangan untuk mencapai impian atau cita-cita, masih di
perhadapkan dengan berbagai kondisi dan konstruksi budaya yang
memperlihatkan sisi-sisi kontroversialnya terutama terhadap berbagai
persoalan yang mengedepankan penemuan model pembangunan yang ideal bagi
suatu komunitas baru. Menjadi pertanyaan Reflektif kita bersama â€oe
sanggupkah Adonara jadi kabupaten jika kita beranjak dari persoalan
konstruksi budaya ini â€oe.yang pasti ini bukan merupakan gambaran
kepesimisan atau kegelisaan dalam perjuangan menjemput Adonara jadi
kabupaten,tetapi lebih pada adanya kesadaran untuk menemukan titik-titik
penting apakah Adonara siap jadi kabupaten. Adonara yang di perhadapkan
dengan kondisi ril masyarakatnya di mana rekonstruksi budayanya yang luar
biasa berpengaruh, telah menempatkan sebagian komponen masyarakatnya di
sisi-sisi yang cukup memprihatinkan. Ini merupakan bagian dari sebagian
persoalan akan siap dan tidaknya adonara menjadi sebuah kabupaten.
Sekelompok masyarakat yang saat ini cukup berpengaruh dalam
persoalan rekonstruksi budaya tersebut adalah perempuan dalam kapasitasnya
sebagai anggota masyarakat yang sebenarnya memiliki kedudukan yang sama
dengan kelompok manusia yang lain yakni kaum laki-laki.Bagi orang Adonara
Perempuan dapat di golongkan dalam kelompok kelas dua.Apakah masalah
perempuan ini juga sempat di pikirkan oleh setiap mereka yang selalu
optimis bahwa Adonara Siap jadi kabupaten atau juga sadarkah
perempuan-perempuan adonara akan integritasnya sebagi bagian dari komponen
masyarakat yang siap berjuang ?,sepertinya hal ini terasa jauh sekali
karena yang selama ini di koar-koarkan dalam tulisan ataupun setiap seruan
hanyalah sebuah gambaran secara gamblang bahwa adonara siap jadi
kabupaten. Dan di manakah Perempuan –Perempuan Adonara ? siapkah Perempuan
–Perempuan Adonara untuk ikut berjuang mencapai adonara Jadi Kabupaten ?
Apakah Adonara hanya milik kaum laki-laki ?
Perjuangan, Lahir dari Kesadaran.

Berbicara tentang perjuangan bagi segenap kaum hawa Adonara mungkin saja
bukanlah hal yang sangat luar biasa, juga bukan merupakan sebuah
tanggungjawab, atau juga bukan merupakan hak,tapi perjuangan itu lebih
cendrung bukan menjadi milik seorang perempuan tetapi lebih pada
representasi dari julukan untuk kaum adam adalam mempertahankan hidup dan
keturunanya untuk mengisi bumi Adonara. Ini jelas-jelas menunjukan adanya
perbedaan yang luar biasa jauh antara seorang perempuan dan seorang
laki-laki di adonara ? Ketika isu Gender di kampanyekan di mana-mana,
orang lalu mulai berpikir mungkin ini saatnya semua perempuan harus lebih
berkomitmen untuk mengupayakan adanya kesetaraan yang tentunya akan
berdampak pada perubahan tatanan kehidupan yang lebih mengedepankan rasa
hormat dan penghargaan terhadap setiap komponen masyarakat terutama
perempuan yang dalam konstruksi budaya masih di kelas dua. Dan sayangnya
banyak perempuan-perempuan yang belum menyadari hal ini, dan kondisi
inilah yang terjadi di Adonara. Ketika di perhadapkan dengan persolan
kesetaraan gender, maka beralihlah persoalan sebagai bagian dari benturan
budaya yang kemudian menimbulkan asumsi perjuangan untuk mencapai
kesetaraan gender lebih cendrung menempatkan perempuan di atas
segalah-galahnya dan pada akhirnya kemudian hanya di anggap sebagai bagian
dari kesombongan orang-orang yang masih mencari popularitas.
Kondisi ini jelas sangat memprihatinkan, dan bahkan kalau di biarkan akan
semakin membias menuju ke sebuah kondisi antara siap dan tidak semua
komponen masyarakat untuk bertarung mencapai adonara jadi kabupaten . Dan
kata perjuangan di harapkan bukan menjadi sebuah seruan perlawanan tetapi
lebih pada sebuah bangunan kesadaran akan pentinya upaya pengembangan diri
menuju manusia yang berintelek dan berkepribadian menuju suatu tatanan
masyarakat yang sejaterah. Perjuangan harus klahir dari kesadaran utuh
sebagai manusia yang memiliki hak untuk hidup yang sama, kesadaran akan
keberadaan sebagai aktor dari kehidupan bermasyarakat,dan kesadaran akan
nilai yang mengharuska semua komponen masyarakat itu satu dan sama dalam
pendistribusian peran dalam kehidupan bermasyarakat. Jika keasadaran ini
benar-benar ada, maka jangan perna malu untuk mengakui keoptimisan kita
bahwa Adonara siap jadi kabupaten ? Karena hal ini merupakan bangunan yang
paling mendasar dari pelaku pendeklarasi Adonara Siap jadi kabupaten.

Dimanakah Perempuan-Perempuan Adonara ?

Pertanyaan sederhanan ini bagi kelompok masyarakat biasa mungkin
jawabanya juga biasa-biasa saja. Tetapi ketika pertanyaan ini bagi
kelompok masyarakat intelektual yang kini lagi mengencam pendidikan, yang
sedang menggeluti dunia kerja atau yang sedikit memahami maknan dari
sebuah perjuangan dan cita-cita , mungkin bukan jawaban singkat tetapi
lebih pada sebuah permenungan panjang akan keberadaanya sebagai generasi
penerus bangsa,terlepas dari kapasitasnya sebagai laki-laki ataupun
perempuan.

Perempuan Adonara dalam pemahaman singkat kita adalah sekelompok orang
yang berkumpul dalam suatu komunitas yang di namakan masyarakat Adonara
dengan pola hidupnya bersandar pada konstruksi budaya yang begitu kental
dengan kebiasaan yang sangat sulit untuk di tinggalkan.
Perempuan-perempuan Adonara yang lahir dari kukungan budaya ini , kemudian
tumbuh dan berkembang memenuhi seluruh jagat Adonara dengan jumlah yang
lebih besar di bandingkan dengan jumlah laki-laki. Perempuan Adonara juga
lahir dengan berbagai karetristik yang unik tetapi kemudian berbenturan
dengan persoalan adat istiadat yang kemudian mengkukung mereka dalam suatu
garis keterbatasan dan kehilangan keberanian untuk lebih banyak berbicara
ketimbang laki-laki. Dan juga Perempuan Adonara yang lahir dan
kenberadaanya di bedakan dari laki-laki karena kerap kali ada bahasa
klasik yang muncul â€oe Perempuan Adonara itu jumlahnya seribu baru bisa
sebanding dengan satu orang laki-laki Adonaraâ€oe.
Maka sadarkah kaum perempuan-perempuan Adonaraku sekalian akan semua makna
ini ? Apakah nilai kita sebagai manusia harus hilang di telan waktu begitu
saja. Atau apakah juga keberadaan kita hanyalah sebagai simbol untuk
memenuhi muka bumi, Ini tak perlu di jawab tapi cukup untuk menjadi sebuah
permenungan panjang akan arti dari sebuah seruan untuk menggugah kesadaran
kita bersama akan pentingnya persatuan dan kesatuan tanpa ada perbedaan
laki-laki dan perempuan untuk menjemput cita-cita Adonara siap jadi
kabupaten. Adat Istiadat akan selalu kita junjung tinggi,tapi di lain sisi
perjuangan untuk mempertahankan kehidupan yang lebih sempurna juga
merupakan tujuan akhir dari kehidupan di muka bumi, karena sesungguhnya
tuhan menciptakan kita juga tanpa memangdang antara laki-laki dan
perempuan harus ada yang di istimewakan.

Sebenarnya Konstruksi budaya yang kental di Adonara bukanlah menkjadi
penghalang buat kita kaum perempuan sekalian untuk meninggalkan hakekat
keberadaan kita sebagai generasi penerus panji perjuangan bangsa.tetapi
lebih pada itu ,Kukungan adat ini harus menjadi cambuk perjuangan kita
untuk membuktikan kepada dunia bahwa ada sebagian pengghargaan yang luar
biasa besarnya yang di berikan oleh leluhur kita melalui adat dan
kebiasaan kita ,tetap akan kita junjung tinggi tanpa melupakan semangat
dan sebuah nilai perjuangan melalui pendidikan dan pengembangna diri
selanjutnya implementasinya di masyarakat.

Sehingga untuk menjawab di manakah perempuan –perempuan Adonara ,cukuplah
kita dengan mengakui bahwa kita siap berjuang dengan cara kita dan tidak
akan meninggalkan nilai-nilai budaya yang telah di tinggallkan oleh
leluhur kita. Kondisi ini menunjukan bagaimana kita sebagai perempuan siap
untk menjadi bingkai yang akan mewarnai Adonara siap jadi kabupaten .
Mampuhkah kita membuktikanya, Maka jadilah kaum perempuan yang berilmu ,
yang bermoral. Perempuan Adonara tidak boleh hilang,tapi perempuan Adonara
harus tetap ada dan akan tetap ada dan siap menjadi pejuang menuju Adonara
jadi kabupaten.

Ketika seorang perempuan tumbuh dengan kerakternya yang mengantar dia
menuju ke sisi-sisi kepemimpinan ,maka lahirlah berbagai pemikiran,antara
menyudutkan bahkan kecemburuan dan membuat dia di tempatkan di kelompok
orang- orang sombong. Hal ini yang sering muncul di kalangan kelompok
perempuan – perempuan, termasuk kelompok-kelompok perempuan Adonara. Ini
merupakan sebuah tantangan terberat ketika kita mencoba untuk berbicara
soal komitmen dan perjuangan. Mungkinkah kecemburuan akan melahirkan
keberhasilan? Mungkinkah kedengkian akan melahikan persatuan? Hal-hal ini
sangat rentan terjadi di kalangan perempuan-perempuan Adonara. Demikianlah
menjadi sebuah seruan moril â€oe bahwa ketika kita hendak berjuang maka
memupuk rasa persatuan merupakan hal yang paling mendasar. Kesamaan
presepsi, merupakan tuntutan utama ketika kita mencoba membangun gerakan
bersama menuju Adonara jadi kabupaten. Gerakan ini harus di bangun di atas
kessadaran kita sebagai sesama komponen masyarakat adonara,juga di atas
keyakinan kita akan masa depan generasi kita yang lahir dari rahim kita
yang akan memenuhi tanah Adonara. Harus juga di renungkan bersama bahwa
gerakan kita bukan merupakan sebuah gerakan perlawanan yang radikal tetapi
lebih dari sebuah kesadaran utuh sebagai ibu dari sekian generasi yang
akan hadir di kemudian hari nanti,juga bukanlah merupakan sebuah gerakan
sakit hati karena kukungan budaya tapi sesungguhnya lebih pada sebuah
jawaban atas realitas yang menuntut kita untuk lebih banyak melihat
tantangan zaman tanpa harus melupakan dimana kita di lahirkan dan di
besarkan. Suara Bung Karno yang menyatakan Perempuan adalah pencipta
peradaban hendaknya tetap di pegang teguh dalam setiap langkah perjuangan
kita. Rasa persatuan harus tetap di pupuk dalam suatu komitmen akan
tercapainya cita-cita Adonara siap jadi kabupaten.

Penutup

Untuk menggali makna di balik kilasan sederhana antara perempuan dan
adonara adalah bagian dari proses yang harus di mulai sebelum berbicara
banyak tentang Adonara jadi kabupaten. Membangun komitmen merupakan
langkah awal untuk menjemput cita-cita,karena kita pada umumnya masi
tergenang di muara yang mengisahkan sejuta keegohan kita sebagai
masyarakat Adonara. Juga rasa persatuan yang masih di lilit sejuta
persoalan karena status sosial dan lain sebaginya. Tentang perempuan
adalah satu dari sekian persoalan yang harus selalu di bedah ketika kita
bicara siap dan tidaknya kita menjadi satu kabupaten . Muda-mudahan
gambaran sederhana ini bisa mengantar kita lebih jauh ke alam pemikiran
akan sebagian masalah yang dapat meyakinkan kita untuk membangun komitmen
Adonara siap jadi kabupaten.

Penulis Wartawan SKM Expo Lamaholot

PanCRUE [4:07 PM]__

welkam prend

jelleQdesigN

 

jelleQdesigN

Name

URL or Email

Messages(smilies)




archivez


date: March 2007
date: January 2008




Visitor



 

member

Login

UserID :  

Pswrd : 

 

Password Reminder

member Registration

Untuk mendapatkan email gratis di sini anda harus

Klik di Sini

linkz

 

Search>>>

Google

mARZ PANUSA


Dari jauh Nusa Tadon bersatu dalam paguyuban
Satu tekad, satu niat tuk bersatu
Satu hati, satu rasa tuk berpadu

Dari lewo Adonara berkumpul dalam musyawarah
Kita satu dalam satu suara
Kita hidup, kita selalu gembira

Reff.
Mari bersukaria
Mari menggalang persatuan
Mari menjunjung persaudaraan
Nusa Tadon Adonara

PanCRUE


Milis

Click NOW !
Click to join panusamail


IklanGratis

BravoAdonara
adonara malang online


BravoAdonara
adonara malang online


BravoAdonara
adonara malang online


Bagi teman 2X yang ingin mengiklankan barang atau jasanya silahkan kirim lewat email ke ADONARA@PANUSA.ZZN.COM iklan yang dianggap layak akan kami tayangkan di sini. -*PanCRUE

March 22, 2007, 2:47 am : Malang

Email: ADONARA@PANUSA.ZZN.COM
Segala kritik saran bukan caci maki silahkan kirim ke alamat di atas.

Paguyuban Nusa Tadon Adonara Malang Paguyuban Nusa Tadon Adonara Malang Paguyuban Nusa Tadon Adonara Malang Paguuban Nusa Tadon Adonara Malang